Jumat, 31 Desember 2010

Fakta Hijau

Tahukah Anda, bahwa tenaga angin merupakan sumber energi yang paling cepat berkembang di dunia.

Happy New Year 2011

Jelang tahun baru 2011. Banyak doa dan kerja yang harus diupayakan perwujudannya.
Harap agar diri ini semakin baik, tidak cukup hanya dengan membuat resolusi. Tuliskan mimpi, buat proposal hidup, lengkap dengan tahapan-tahapan untuk mencapainya. Harap agar masyarakat dan lingkungan pun semakin baik. Mari bantu edukasi mereka. Ingatkan jika salah, koreksi saat melihat yang khilaf.  Harap agar bumi ini semakin hijau dan lestari, dan jadi hunian yang nyaman untuk ditinggali.
Selamat tahun baru 2011.

Selasa, 21 Desember 2010

Fakta Hijau

Tahukah Anda, bahwa populasi dunia meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu antara 1950 hingga 1996, sementara jumlah kendaraan (mobil) meningkat sepuluh kali lipatnya.

Minggu, 12 Desember 2010

Sampah vs Sikap Mental

Dari lokasi banjir Bandung Selatan tempo hari. Antrian panjang mengular berkilometer jauhnya. Kendaraan -terutama motor- berlomba-lomba untuk berada di antrian terdepan, menghabiskan seluruh badan jalan, hingga arus lalu lintas dari seberang tak bisa lewat. Pertanda jiwa-jiwa egois sedang menguasai jalan raya. Ah... aku tak bisa apa-apa selain pasrah di antrian panjang. Membuka-buka majalah yang kubawa dan membacanya di saat antrian terhenti sama sekali.
Perhatianku terpecah ketika sebuah sedan di depanku, terhalang oleh bus, membuang tissue begitu saja ke jalan. Kuambil kameraku, dan inilah gambarnya.
'Cuma sampah kecil'... begitu mungkin pikirnya. Tissue juga bisa dengan mudah terurai kembali di alam. Antrian bergerak sedikit. Beberapa kendaraan berputar balik. Aku melanjutkan membaca, dan makan camilan yang kubawa. Kuperhatikan lagi, sedan di depan kembali membuang sampah. Plastik, kali ini. Kupotret lagi.
Aku tak habis pikir, apa yang ada di benak si pengendara saat itu. Mobil sedannya tentu bukan mobil murah. Kendaraan itu tentu bisa dibeli jika si pemilik cukup berada, berpunya. Tapi ternyata dia tak cukup mampu untuk membeli sebuah tempat sampah untuk mobilnya, dan memilih untuk membuang sampah begitu saja ke jalanan. Dengan tingkat kemapanan seperti itu, pastinya si empunya kendaraan juga cukup mampu untuk mengenyam bangku pendidikan yang cukup tinggi. Tapi ternyata sikap mentalnya tak setara dengan kualitas kendaraan yang dikemudikannya. Mungkin hanya setara dengan sampah yang dibuangnya semena-mena ke jalanan. Yang dipikirnya (atau tidak dipikirnya) bahwa sampah yang dibuangnya tidak akan punya korelasi maupun kontribusi apapun terhadap banjir yang sedang terjadi saat ini, dan masih akan terjadi di saat mendatang.
Aku berpikir lagi, apa yang salah dengan masyarakat ini, atau dengan pendidikan bangsa ini. Bagaimana mungkin hal kecil berdampak besar seperti ini tidak terintegrasi di dalam hati setiap anggota masyarakat? Satu-dua orang yang melakukannya mungkin tidak akan menimbulkan dampak yang besar. Tapi jika 20% saja pengemudi kendaraan di antrian ini melakukan hal serupa, membuang sampah ke jalan, apa jadinya negeri ini? Banjir akan jadi agenda tetap yang siklusnya makin panjang. Siapa yang dirugikan bila ini terjadi? Ah... bukan hanya mereka korban banjir, tapi kita pun merasakan dampaknya. Minimal tertahan berlama-lama di antrian kendaraan. Sungguh tidak menyenangkan, bukan? 
Jadi, mari kita mulai lagi kebiasaan baik yang membawa manfaat bagi banyak orang. Dari satu hal kecil yang kita lakukan, membuang sampah pada tempatnya, semoga membawa kebaikan yang besar bagi banyak orang. Ayo, mulai dari kita sendiri. Mulai saat ini, jangan lagi membuang sampah sembarangan, tapi kita  buang sampah pada tempatnya.

Fakta Hijau

Tahukah Anda? Dulu kertas hanya digunakan untuk menulis, sekarang industri Packaging menggunakan 41% dari seluruh penggunaan kertas

Kamis, 04 November 2010

Fakta Hijau

Tahukah Anda. Satu buah pohon bisa menyerap 1 ton karbondioksida sepanjang hidupnya? Mari menanam pohon lebih banyak dan kurangi dampak pemanasan global.
Ikut selamatkan bumi yuk! 
Green Festival 2010

Selasa, 02 November 2010

Green Festival 2010

Forward berita dari seorang teman:
NASA (Badan Antariksa Amerika) melaporkan, dalam 10 bulan ke depan, bumi akan semakin panas 4 derajat Celcius dari sekarang. Seperti yang kita lihat, iklim berubah drastis dan semakin parah. Kita harus menghentikan pemanasan global dengan tindakan berikut: tanam lebih banyak pohon, jangan menyia-nyiakan air, kurangi penggunaan plastik, hemat penggunaan kertas, hemat penggunaan bahan bakar, misal dengan car pooling dan bike to work, kurangi konsumsi daging, karena peternakan merupakan penyumbang yang besar dalam pemanasan global.

Minimal anda bisa mengirim pesan ini ke orang yang bisa melakukannya.
Jadi jangan hapus pesan ini sebelum mengirimkan ke yang lain. Setiap orang bisa melakukan bagian masing2 saja untuk menyelamatkan ibu pertiwi (bumi) kita.

Ikut selamatkan bumi yuk.. Temukan solusi untuk mencegah pemanasan global di GREEN FESTIVAL 2010, Solusiku untuk Bumi, parkir timur senayan, 5-7 november 2010 ini... 

Fakta Hijau

Tahukah Anda.
Mendaur ulang 54 kg kertas sama dg menyelamatkan 1 batang pohon.
Ikut selamatkan bumi yuk!
Green Festival 2010

Rabu, 27 Oktober 2010

Puisi Anggrek Hijau

Salah satu bunga koleksi bunda.
Jadikan puisi pertanda cinta.
Selamat membaca...

Senin, 18 Oktober 2010

Pergulatan Batin Untuk Mempertahankan Gaya Hidup 'Hijau'

Kita seringkali merasa menjadi pejuang lingkungan hidup dengan melakukan berbagai gaya hidup hijau. Tapi tak urung masih merasa bersalah ketika dalam upaya mendaur ulang berbagai benda, kita masih juga menggunakan perekat dan cat semprot yang tidak begitu ramah lingkungan.
Minimal, itu membuat pembenaran bahwa kita sudah mengurangi sampah untuk membuat sesuatu yang baru, yang lebih bernilai guna. Mungkin salah satu perekat yang kita gunakan justru sangat beracun, tapi perekat itu berfungsi sangat baik. Ah... dilema.
Saya ditantang seorang teman untuk tidak membeli benda baru apapun selama 30 hari (kecuali belanja kebutuhan makan harian, tentunya). Hm... kelihatannya mudah. Tapi kupikir aku baru akan mulai bulan depan, karena handphone-ku sudah perlu diganti, dan aku sungguh-sungguh perlu sepasang kaus kaki baru. Dan aku sadar bahwa aku hanya menunda-nunda membuat dan melaksanakan komitmen karena konsumsi telah menjadi seperti bagian dari kehidupan kita. 
Pendiri perusahaan Organik Arsitek, dan penulis Green Building dan Rennovation for Dummies, Eric Corey Freed sering berkonsultasi pada proyek pembangunan hijau dan pendukung peletakkan perangkat hemat air ke rumah Anda, namun dia tetap ingin mempertahankan kolam renangnya. Bukankah hal ini sama saja dengan pemborosan air yang begitu banyak?
Apakah pengakuan ini benar masalah dengan mempraktekkan apa yang kita khotbahkan, fanatisme vs moderasi, atau hanya realitas kali?
Sebesar apapun rasa bersalah kita, apakah perasaan itu akan menjadi penghambat bagi kita dalam melanjutkan gaya hidup hijau yang coba kita lakukan, kita kampanyekan? Sebaiknya tidak. Tetaplah bergaya hidup hijau sekemampuan kita. Bila kita belum bisa mengganti pembalut dan pampers sekali pakai dengan kain seperti yang dulu dilakukan oleh nenek kita, minimal kita bisa menghemat penggunaan air pada saat kita mencuci. Kalaupun kita belum bisa melepaskan diri dari penggunaan lem super, paling tidak kita meminimalisir penggunaannya. Toh itu pun kita lakukan untuk upaya daur ulang. Setidaknya, ada langkah kecil yang kita lakukan untuk membuat bumi ini tidak semakin gersang. Yuk, keep green.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Hari Cuci Tangan Sedunia

Hari ini, 15 Oktober ditahbiskan sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS). PBB menggagas ide tersebut dan menetapkannya sebagai hari cuci tangan sedunia sejak tahun 2008 lalu. Hari ini juga bertepatan dengan event Blog Action Day yang mengusung tema penyelamatan air.
Ini merupakan upaya kita untuk menangkal penyakit yang bisa menyerang tubuh kita. Berbagai penyakit bisa datang melalui perantara tangan yang penuh kuman. Maka dari itu, yuk, kita biasakan mencuci tangan pakai sabun. Kita biasakan lagi putra-putri kita untuk mencuci tangan sebelum makan ataupun setelah beraktivitas -terutama di luar rumah- dan menyempurnakan kegiatan mencuci tangan dengan sabun.
Mencuci tangan dengan air saja biasa kita lakukan, tapi sabun dapat membantu meluruhkan lemak dan kotoran yang mengandung kuman. Dengan penggunaan yang benar, sabun apa pun memiliki efektifitas yang sama dalam meluruhkan kuman-kuman penyebab penyakit, walaupun sabun cair ditengarai sebagai salah satu jenis sabun yang paling efektif, seperti dilansir oleh newsletter dari depkes berikut ini.
Tahun ini, HCTPSS akan melibatkan sekolah dan memfokuskan pada anak-anak, dan mengedukasi mereka sejak dini di sekolah. Diharapkan, mereka dapat membawa kebiasaan ini hingga ke dalam rumah dan berperan sebagai agen perubahan CTPS dalam keluarga, seperti dilansir oleh Yayasan Eureka Indonesia dalam berita onlinenya. Tahun 2009 lalu, Unilever Indonesia sangat mendukung gerakan ini, dan diharapkan setelah ini anak-anak Indonesia bisa membawa kebiasaan baik ini hingga tumbuh lebih sehat dan terhindar dari banyak penyakit seperti diare, cholera, disentri, ISPA, cacingan, hingga Hepatitis A.
Beberapa item pendukung kampanye ini disebar ke berbagai tempat, terutama sekolah. Sayangnya, sekolah kami terlambat mendapatkan informasi ini, walaupun tetap mendapatkan beberapa sticker dan buku pendukung kampanye HCTPSS ini. Siap! Kami akan terapkan gerakan cuci tangan pakai sabun yang benar untuk putra-putri kami, bahkan bagi kami sendiri. Cara-caranya, sederhana saja, tentunya. Bisa dilihat lengkapnya di situs depkes berikut ini. Yuk, kita cegah penyakit dengan mencuci tangan pakai sabun. Jangan cuma hari ini saja, tapi mari kita mulai biasakan lagi sejak hari ini.

Rabu, 13 Oktober 2010

Berkat Daur Ulang, Jadi Wanita Terkaya di Dunia

Berita yang kubaca di yahoo! news, menguatkan apa yang kudengar dari radio Rase dalam perjalanan menuju tempat kerja pagi ini. 11 dari 20 wanita terkaya di dunia berasal dari Cina, dan wanita terkaya adalah Zhang Yin, yang dijuluki ratu daur ulang Cina.
Terbukti, bahwa ramah pada alam tidak akan membuatmu sengsara, bahkan mungkin jadi kaya raya, seperti Zhang Yin. Kiat-kiatnya membangun kerajaan (atau keratuan) kertasnya, bisa dibaca di sini. Membuat kertas daur ulang bisa jadi bisnis yang menjanjikan. Memanfaatkan kertas bekas yang notabene adalah sampah, kemudian mengolahnya menjadi kertas baru ataupun benda lain yang mempunyai nilai lebih, tidak hanya menunjukkan kepedulian dan keramahan pada lingkungan, tapi juga bisa menguntungkan secara finansial.
Di Indonesia, yang kutahu ada Suhuf Art Paper, yang memproduksi kertas daur ulang berseni. Produknya sudah diaplikasikan ke banyak benda. Hmm... ulasan tentang itu akan kubuat di posting-an lain saja, postingan khusus. Insya Allah.

Senin, 04 Oktober 2010

Greenmap Forum Hijau Bandung

Isyu pemanasan global bersama efek rumah kaca-nya semakin gencar terdengar. Tentunya kita tak bisa hanya berdiam diri saja mengetahuinya. Yuk kita ambil tindakan untuk memperlambat laju pemanasan global itu. Bumi makin panas. Yuk kita beri sedikit kesejukan. Bumi makin gersang, yuk kita hijaukan. 
Satu komunitas yang  berupaya menggalang ide dan menyebarluaskan gaya hidup 'hijau' adalah forum hijau bandung. Salah satu konsep yang digagas oleh mas Sano (ketua Forum Hijau Bandung) adalah untuk memetakan SAKE/BABE/LAPAK/Tempat Rongsok (apapun itulah namanya) di wilayah masing2.
Kabarnya, kota Bandung sudah mulai nih (wah... aku yang orang Bandung kok malah baru tahu. Semangat! Baru tahu lebih baik daripada nggak juga tahu ;)) Yuk kita cek di http://forumhijaubandung.wordpress.com/2010/08/24/peta-hijau-tematik-persampahan-kota-bandung/ Tapi masih pakai googlemap biasa, bentar lagi dicicil dipindah ke opengreenmap. Aku baru saja mengecek link tersebut, dan memang akan sangat berguna bagi greeners untuk memisahkan sampah dan mengumpulkannya ke sentra sampah tertentu sesuai yang diinginkan/diperlukan.
Ide yang bagus tuh kalau tiap kota, di manapun berada bisa terpetakan lokasi di mana tempat mengumpulkan sampah yang telah DIPISAHKAN sejak awal berdasarkan jenisnya.Di Bandung muncul kesepakatan penggunaan kata PISAH bukan PILAH. Karena pilah lebih bermakna sesuatu yg sudah tercampur baru dipilah. Namun sebuah produk pada proses habis pakainya dia kan bisa langsung DIPISAHKAN berdasarkan jenisnya asal sudah disediakan tempat yang terpisah pula.

Kamis, 30 September 2010

Menuju "Paperless and/or Less-paper World"

Sebuah tulisan dari Papa Fariz yang dipublikasikan di tekno.kompas.com, membuatku tergelitik. Beberapa waktu yang lalu, sebuah ide koran atau buku digital sempat mampir di kepalaku. Akan ada masanya, koran tidak lagi laku. Bukan karena beritanya yang basi, tapi kecepatannya dikalahkan oleh media online. 
Kindle, perangkat pembaca e-book buatan Amazon.
Aku bermimpi akan adanya suatu alat elektronik yang memiliki seluruh fungsi koran atau majalah, tanpa kertas. Paperless newspaper. Namanya jadi terdengar lucu. Saat ini, mungkin gadget itu sudah tersedia, walaupun belum beredar secara luas. Agar dapat tetap up to date dengan berita, namun juga peduli pada bumi dengan mengurangi konsumsi kertas. Bagus bukan? Sungguh, aku ingin memilikinya.

Senin, 27 September 2010

Climate Change Action Training

Campus Center Timur ITB, Jl. Ganesha 10. Sabtu, 25 September 2010. Kuputuskan untuk ikut serta dalam workshop ini, dalam upaya membuat langkah kecil yang kelak akan berkesinambungan untuk menghijaukan Indonesia, menyelamatkan bumi. Terlihat ambisius dan sedikit utopis, tapi memang perubahan iklim itu nyata, dan kita perlu membangun awareness mengenai hal ini, dan bertindak nyata untuk mengurangi laju perubahan iklim yang kita hadapi saat ini. 
Film An Inconvenient Truth yang digarap oleh Al Gore, menjadi salah satu penggerak berbagai gerakan penyelamatan bumi saat ini. Semua berawal dari hal-hal kecil, namun bisa berdampak sangat besar. Berbagai hal kecil yang membuat kita makin nyaman hidup di era industri ini, mempercepat laju pemanasan global dengan efek rumah kacanya. Ketika segala apa yang kita lakukan sudah terasa semakin jauh, hingga berdampak kepada membesarnya lubang ozon yang mencancam keselamatan bumi beserta semua makhluk yang tinggal di atasnya, maka sudah saatnya kita menahan laju kita, dan mulai melakukan hal-hal kecil yang akan berdampak besar untuk penyelamatan bumi yang kita tinggali ini.
Sungguh sangat ingin menulis banyak tentang hal ini, tapi insya Allah di kesempatan mendatang, akan kuulas satu demi satu mengenai apa yang perlu menjadi perhatian dan kekhawatiran kita, juga apa yang bisa kita lakukan untuk membuat bumi makin nyaman ditinggali, namun tetap aman bagi generasi mendatang. Mari selamatkan bumi!

Sabtu, 18 September 2010

Kontak Saya Saja, Neng...

Beberapa waktu lalu aku bersih-bersih rumah, dan menyortir beberapa barang yang sudah tak berguna. Sejumlah buku lama yang sudah sangat out of date (bayangkan saja, Panduan Menulis Dengan Chi-Writer: huhuy... jaman kapan tuh...?; buku-buku jaman SMP dan SMA: wah...sudah berbilang puluhan tahun yang lalu), botol-botol bekas, juga benda lain yang usang berdebu, tak bermutu. Semuanya kutumpuk di teras samping, siap untuk diangkut dan dibawa ke tempat rongsokan.
Tak berapa lama kemudian, ketika aku sedang menyirami tanaman Anggrek ibuku, terdengar suara seorang lelaki memanggil-manggil, "Bu... ada barang bekas yang mau dijual?" tanyanya keras-keras. Aku pun menanggapi positif. Kupikir, barang-barang yang kutumpuk tadi, daripada 'cuma' dibuang kan lumayan juga kalo bisa dijual dan jadi duit ;)
Kubukakan pintu teras samping untuk mempersilakan si bapak itu masuk. Dia bukan sekedar pemulung, tapi biasa membeli barang-barang bekas dari rumah-rumah, untuk kemudian dia jual kembali kepada 'penadah' ;) Kupikir, yang begini ini yang lebih bermanfaat daripada pemulung yang biasanya hanya bisa mengobrak-abrik tempat sampah :( 
Aku sendiri sebetulnya sudah biasa untuk memilah sampah sebelum membuangnya. Minimal, memisahkan sampah rumah tangga/dapur dengan sampah berupa barang bekas. Tapi pemulung mana mau tahu? Mereka obrak-abrik saja kantong plastik di bak sampak samping rumah untuk mencari benda-benda yang kira-kira bisa diambil dan dimanfaatkan, tanpa peduli pasukan kuning tukang sampah nanti akan kerepotan mengambil sampah yang jadi terserak berantakan. :(
Pendek kata, aku menemui bapak pemulung yang belakangan kutahu namanya Eko. Dia berniat membeli barang-barang yang kutumpuk di samping rumah. Ada sekardus besar buku dan kertas-kertas tak berguna, juga satu kantong plastik yang juga besar, berisi benda-benda tak terpakai lainnya. Sementara aku yang memang berniat membuangnya, justru terbantu dengan keberadaan si bapak. Dia sibuk mengikat barang-barang yang akan dibawanya, sambil bicara ngalor-ngidul tentang timbangan yang valid digunakan... tentang barang-barang yang bersedia dibelinya... dan lain sebagainya. Dia bilang, pastinya masih banyak benda-benda tak berguna yang ada di rumah sebesar yang kutinggali sekarang ini. Ya... begitulah kira-kira. Cuma tinggal mencari waktu untuk merapikannya saja, begitu lanjutnya. Dia katakan lagi, jika sekiranya aku sudah menyiapkan barang-barang bekas untuk dibuang dan dimanfaatkan olehnya, hubungi dia saja. 
Kupikir, aku harus siap-siap janjian untuk ketemu dia lagi beberapa pekan berikutnya, tapi ternyata dia bilang, "Kontak saya saja, neng." Dia lalu memberikan nomor HPnya agar aku bisa menghubunginya kapan saja. Wow! Pemulung masa kini gitu lho. Cukup angkat telfon dan kirim pesan pendek, minta dia menjemput barang bekas di alamat tertentu, dan dia akan datang. Yang begini lebih praktis ya? Aku suka...! ;)

Jumat, 10 September 2010

Minggu, 05 September 2010

Kartu Elektronik Idul Fitri

Jelang Syawal, kusampaikan ucapan selamat Idul Fitri 1431 Hijriah. Mohon maaf lahir-batin, kali ini lagi-lagi tanpa kertas. Budaya surat dan kartu elektronik telah mengakar kuat, kulakukan untuk menghemat, sehingga tak perlu kertas dan perangko. Walau terasa kurang sentuhan personal, namun lebih ramah lingkungan, bukan? ;)
Taqabbalallaahu mina wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, menerima pahala shaum kita, dan Dia berkenan mengembalikan kita kepada fitrah. Amiin.
Selamat Idul Fitri 1431 Hijriah.
Mohon maaf lahir batin.

Senin, 09 Agustus 2010

Langkah Hijau

"Be like the flower, turn your face to the sun." ~ Kahlil Gibran

Kamis, 29 Juli 2010

Gunakan Tempat Sampah di Mobil (Mewah) Anda

Bukan hanya sekali, sudah berkali-kali kulihat fenomena orang-orang membuang sampah sembarangan ke jalan. Dan tidak jarang, kegiatan itu dilakukan oleh orang-orang terpelajar berkantong tebal. Aku yakin. Buktinya, banyak di antara mereka mengendarai mobil mewah. Ini adalah indikator yang menunjukkan bahwa mereka termasuk kalangan berada, bukan? Dan kalangan berada, minimal berpendidikan SMA, atau bahkan kuliah-an. Tapi dengan seenaknya, mereka membuang karcis tol tepat di depan gerbang tol yang baru saja mereka lewati. Satu-dua orang yang membuang sampah, mungkin tak akan terlalu kentara, tapi tentu saja aksi tak terpuji itu akan dengan mudah ditiru oleh orang lain. Kulihat beberapa lembar karcis tol bertebaran di area sekitar gerbang tol. Berkali-kali juga kulihat pengendara mobil mewah membuang karcis tol itu begitu saja. Ironi sekali, bukan? Ketika mereka sanggup menyisihkan sejumlah uang untuk membeli kendaraan mewah tersebut, adakah mereka bisa menyisihkan sebagian uang mereka untuk membeli tempat sampah? Tempatkan di mobil mewah mereka, dan gunakan dengan optimal untuk menyimpan sampah sementara agar tidak dibuang sembarangan ke jalan. Yuk, keep our town beautiful.

Senin, 26 Juli 2010

Langkah Hijau

Orang yang pesimis hanya sering menyalahkan keadaan sehingga ia tidak sukses. Orang optimis dan sukses selalu mencari kesempatan positif yang bisa dikembangkan untuk keperluan banyak orang
(Tung Desem Waringin)

Bunuh Saja...!

Nggak… aku bukannya kejam mau bunuh-bunuhan. Ini cuma ngomongin listrik aja kok, yang mulai bulan Juli ini naik lagi tarifnya. Listrik… listrik. Jadi perbincangan banyak orang belakangan ini.
Koran Republika beberapa waktu lalu memuat berita tentang tanggapan masyarakat umum -khususnya kelas menengah ke bawah- tentang hal ini. Memangkas konsumsi listrik, jelas akan dilakukan. Olehku juga. Ini nih beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk menghemat energi listrik, dari rumah kita sendiri.
  1. Lampu, nyalakan ketika hari telah benar-benar gelap, dan segera matikan ketika cahaya pagi sudah menyentuh bumi. Itu kerjaannya kakakku banget deh. Kadang aku mesti meraba-raba untuk ke kamar mandi, soalnya lampu ruang tengah sudah dia matikan pagi-pagi sekali. Tak jarang, dia juga mencuci piring dalam gelap. Hemat listrik, baby...! Tapi maaf-maaf, soal kualitas kebersihan piring yang dicucinya? Aku nggak jamin ya... :p
  2. TV, nyalakan sekedarnya saja. Mungkin radio yang konsumsi listriknya relatif lebih kecil akan lebih sering dioperasikan dibandingkan TV, atau mungkin malah dimatikan sama sekali. Biasanya aku dengar ceramah pagi di TV, sekarang pindah ke radio lagi, seperi masa kost dulu. Toh aku hanya perlu informasinya, tidak perlu melihat gambarnya. Sambil dengar ceramah atau diskusi keagamaan, aku bisa menyiapkan sarapan, nyeterika, dandan (pake eyeliner kan nggak bisa sambil nonton TV :p
  3. Menyeterika, yang sebelumnya dengan ringan hati hanya kulakukan ketika berniat mengenakan pakaian tertentu, sekarang polanya harus berubah! Menyeterika sebanyak-banyaknya sekalian, mumpung seterika panas. Tapi ada yang lebih ekstrim lagi. Seorang ibu rumah tangga yang komentarnya dicatat oleh Republika bilang bahwa dia hanya akan menyeterika seragam anak-anak dan baju kerja suaminya saja. Baju-bajunya sendiri, tidak perlu diseterika, katanya. Kusut? Kusut deh… toh cuma dipake di rumah. Wah… ide briliant nih ;) Baju tidurku juga nggak perlu diseterika (rapi-rapi amat) deh, toh nantinya juga bakalan kusut dibawa tidur :p
  4. Penghematan lainnya? Konsumsi air dioptimalkan dengan adanya toren penampung air. Nyalakan pompa air, optimalkan manfaat pelampung, supaya listrik berhenti secara otomatis ketika toren sudah penuh. Setelah air penuh tersimpan di dalam toren, bisa keluarkan kapan saja di saat perlu. Gunakan air secara berulang. Bisa lho. Misalnya air bekas wudhu, ditampung untuk mengepel rumah. Air cucian beras, ditampung juga, bisa dipakai untuk menyiram tamanan. Hemat kan?
  5. Peralatan listrik lainnya akan banyak menganggur nih. Aku sendiri sudah lama nggak pakai blender ataupun mixer. Kapan juga aku bikin kue? Jelang Ramadhan dan Idul Fitri nanti? Hm… itu dipikirkan nanti aja deh. Lampu? Kalau tidur, tentu saja dimatikan. Tapi di bulan Ramadhan nanti, perlu penerangan dong untuk menemani saat makan sahur. Belum lagi jika acara Ramadhan di TV begitu serunya. Wah, bakalan gagal nih program pangkas kebutuhan listrik. Bagaimana ini…????
Tapi pada intinya, penghematan energi listrik sangat bisa kita lakukan. Selain mempersedikit frekuensi pemakaiannya, tentu saja ketika peralatan listrik tak dipakai, diharapkan untuk memutus sama sekali kontak dengan sumber listrik. Matikan TV sama sekali, jangan hanya di-set power off karena walaupun sedikit, listrik masih mengalir. Makin sedikit pemakaian listrik kita, makin ringan juga kita membayar tagihan listrik. Hematnya bisa jadi lingkaran yang tak putus-putus. Ayo ah, berhemat dari sekarang, untuk masa depan yang lebih cemerlang.

Kamis, 01 Juli 2010

Langkah Hijau

Cara menghilangkan rasa malas adalah kita harus punya alasan yang sangat kuat, yaitu: Mencari nikmat dan Menghindari sengsara (Tung Desem Waringin)

Rabu, 23 Juni 2010

Green Tips

Kenapa baterai bekas gak boleh dibuang ke tempat sampah?
Rabu, 11 Maret 2009, 00:53
http://www.greenlifestyle.or.id/tips/detail/kenapa_baterai_bekas_gak_boleh_dibuang_ke_tempat_sampah
Coba perhatikan, ada berapa banyak barang di rumah kita yang menggunakan baterai? Ada mainan, jam tangan, jam dinding, ponsel, remote TV, kamera, iPod, dll. Lalu, apa yang kita lakukan jika baterai sudah tidak bisa dipakai lagi?
Ternyata kita semua membuang baterai ke tempat sampah, padahal itu berbahaya sekali loh!
Sampah baterai sesungguhnnya termasuk sebagai sampah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun), karena di dalamnya mengandung berbagai logam berat, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel dan lithium, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan kita.
Baterai bekas yang dibuang ke TPS atau TPA akan mencemari tanah, air tanah, sungai, danau...dan akhirnya meracuni air yang kita pakai untuk minum, mandi dan mencuci. Hiiiy...serem kan??!
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Jangan buang sampah baterai ke tempat sampah. Kumpulkanlah sampah baterai di rumah/kantor, lalu berikan ke tempat pengumpulan baterai.
Jenis sampah baterai yang dikumpulkan:
- baterai ukuran AA, AAA, C & D
- baterai jam tangan (yang kecil seperti tablet)
- baterai lithium: baterai HP, kamera digital, baterai laptop, dll
- baterai
Untuk apa sampah baterai dikumpulkan?
Sampah baterai akan diserahkan kepada pihak penyedia jasa pengelolaan sampah B3 (bahan berbahaya & beracun) yang sudah memenuhi standar manajemen limbah, yaitu
WMI - Waste Management Indonesia.
Sebagian besar komponen baterai akan didaur ulang, sementara komponen seperti kadmium dan mangan akan dinetralisir dan kemudian dikubur dengan mekanisme yang sudah memenuhi standar manajemen limbah agar tidak mencemari air tanah.
Kemana sampah baterai bisa dikumpulkan?
Jakarta:
PT. Intimedia (Wikimu.com)
Jl. Pakubuwono 6 No. 99 (blkg Apotik Century)
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
cp: Bayu (0817 128 615)
Sekolah Cikal
Jl. T.B. Simatupang kav. 18
Jakarta 12430
cp: Mahmudin, bagian perpustakaan (0817 9249345)
Arief (Kos)
Gd. Sarana Jaya Tebet (Superindo)
Lt. 5 No.517
Jl. Tebet Barat IV
Jakarta 12810
Melly (Rumah)
Jl. Tutul 6 no.515
Pondok Bambu
Jakarta 13430
Telp: 0815 950 6400
Bandung:
Tobucil
Jl. Aceh no.56
Telp: 022 - 426 1548
cp: Tarlen
Yayasan Kontak Indonesia
Jl. KHA Dahlan No. 67
Telp: 022 - 723 0735
cp: Endy

Langkah Hijau

Kumpulkan baterai bekas untuk didaur-ulang di pusat daur ulang baterai.

Senin, 31 Mei 2010

Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Untuk yang muda yang ingin sehat,
Untuk yang tua yang tetap semangat,
Untuk udara yang semakin tercemar,
Untuk hutan yang semakin memudar,
Untuk bumi yang semakin tua,
Untuk kita penghuni dunia,
Mari jadikan setiap hari tanpa tembakau.

Langkah Hijau

reuse, refill, recycle

Sabtu, 29 Mei 2010

Paphiopedilum madela

tegak menjulang
bunga tunggal mencuat sendiri
tak hendak sombong dan berbesar hati
dia hanya ingin mandiri

Langkah Hijau

Manfaatkan car free day untuk menghirup udara yang (lebih) segar setiap pekan. Ahad, 6-10 pagi, Dago area.

Kamis, 27 Mei 2010

Brighter Planet

Hari ini, hasil dari kegiatan blogwalking, jalan-jalan menengok blog orang lain, membuahkan hasil terbawanya aku ke situs Brighterplanet.com. Menarik. Sebuah situs 'hijau' yang dibuat berdasarkan idealisme kepedulian untuk bumi tempat kita berpijak hingga saat ini. Ada tantangan 350 poin karbon, link ke situs ramah pohon dan sebagainya. Menarik-lah. Belum lagi adanya berbagai banner yang bisa di-klik dan akan membawa kita menuju link situs rekanan yang tak kalah ramah lingkungan, mulai dari tips & trik daur ulang, info recycle center, wah... pokoknya banyak deh. Senangnya dapat

Langkah Hijau

Gunakan surat elektronik untuk mengirim kabar, kurangi pemakaian kertas.

Minggu, 16 Mei 2010

Hujan Lagi...

Beberapa hari ini, hujan kembali mengguyur Bandung. Kadang deras satu-dua jam, kadang rintik sepanjang malam. Keduanya tetap membuatku cemas. Melihat permukaan sungai Citarum mulai meninggi lagi, berita banjir mulai 'mewarnai' layar kaca lagi. Akankah jalanku kembali terhambat oleh arus kendaraan yang mendadak padat di jalur yang kulalui? Cemas...
Tapi sebetulnya aku lebih cemas lagi dengan kondisi mental bangsa Indonesia, minimal di area Bandung dan sekitarnya. Cemas pada ketidakpedulian mereka terhadap alam. Cemas pada ketidaksadaran mereka saat membuang sampah seenaknya. Cemas pada ketidaktahuan (dipadu ketidakpedulian) mereka pada akibat yang bisa ditimbulkan oleh perilaku sembrono mereka membuang sampah sembarangan. Hujan kali ini... membawa cemas berkepanjangan. :(

Langkah Hijau

Gunakan air bilasan terakhir pada proses mencuci pakaian untuk mengepel rumah.

Ironis...

Sebuah pemandangan ironis kutemui hari Sabtu lalu. Dalam perjalanan menuju pusat kota Bandung, terlihat sebuah truk Pertamina pengangkut elpiji berada di antrian depan mobil yang kukemudikan. Beberapa kali pengemudinya mencoba menyalip Katana kecilku, maka kuperhatikan pula ulah pengemudi dan pendampingnya. Hey hey… dia merokok!!! Yang benar saja. Penumpang tangki gas elpiji, merokok??? Padahal di badan tangki jumbo itu tertulis dengan jelas sebuah peringatan, “Dilarang Merokok”.
Kurang ironis apa lagi, setelah dia rasa cukup, puntung rokok itu dia buang begitu saja di jalan. Dobel polusi plus membahayakan diri sendiri dan orang lain. Polusi udara dengan rokoknya, mencemarkan lingkungan dengan ulahnya membuang sampah sembarangan, dan membahayakan diri dan orang lain dengan ulah sembrononya merokok di dalam kabin truk pembawa elpiji. Dia pikir, jarak yang relatif jauh dari tangki utama, ditambah dengan sistem keamanan tangki elpiji pertamina yang sedemikian rupa membuatnya merasa aman merokok di bagian kabin depan truk itu. Tapi sungguh… sungguh ironis perilaku seperti itu.
Apa yang bisa kulakukan untuk mengingatkannya, ketika jarak antara kendaraan kami semakin jauh? Tulisan ini kubuat untuk mengingatkan kita semua. Pengemudi truk Pertamina itu mungkin tidak akan membaca posting-an ini, tapi rekan-rekan blogger yang lain, setelah membaca posting-an ini mungkin akan bisa menjadikan tulisan ini sebagai peringatan dini, untuk pasang mata dan telinga, sehingga bisa mengingatkan orang lain agar bisa bertindak semakin bijak.

Sabtu, 15 Mei 2010

Langkah Hijau

Tidak merokok. Di mana pun dan kapan pun, dengan alasan apapun.

Rabu, 05 Mei 2010

Bunga Pukul Delapan

Semburat bunga pukul delapan
sungguh engkau cantik nian
berdaun bintang
menyapaku senang
saat siang menjelang...
kau layu tiada berkembang
sampai jumpa di hari mendatang
bungaku sayang

Langkah Hijau

Menggunakan cairan pelembut sekali bilas setelah mencuci untuk menghemat penggunaan air.

Jumat, 30 April 2010

Lomba Pantun My Clean Reef

Beberapa waktu lalu aku mengabari tentang adanya lomba pantun yang diselenggarakan mycleanreef.org di blog ini juga, yang posting-an tentang itu bisa dibaca di sini: http://asabunga.blogspot.com/2010/04/lomba-pantun-my-clean-reef.html. Aku ikut berpartisipasi, dan alhamdulillah, terpilih jadi salah satu pemenangnya. Beritanya, bisa dibaca di sini dong... ;) http://mycleanreef.org/pengumuman-pemenang-lomba-pantun/

Langkah Hijau

Bawa botol minum atau gelas sendiri untuk mengurangi sampah plastik dari gelas air mineral yang kita minum.

Selasa, 27 April 2010

Kartu Hijau SuperIndo

Aku mendukung gerakan kurangi kantong plastik, jadi aku sangat mengupayakan untuk membawa sendiri kantong belanjaku.
Beberapa waktu lalu, SuperIndo menyelenggarakan semacam promosi, bahwa untuk setiap pembelanja yang berbelanja di sana tanpa menggunakan kantong plastik, setiap kelipatan pembayaran tertentu akan mendapatkan satu stiker kecil untuk ditempel di kartu khusus. Setelah mencapai jumlah tertentu (70, tepatnya), maka pembelanja bisa menukarkan kumpulan stiker itu dengan hadiah yang telah disediakan.
Sayangnya, masa promosi dari program ini terbatas hingga jangka waktu tertentu. Kartuku belum lagi penuh ketika aku tidak lagi bisa mendapatkan stiker kecil itu, dan dengan demikian, tentu saja tertutup kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Padahal, program yang bagus seperti ini, sebaiknya berkesinambungan, berkelanjutan. Think green, act green, sebaiknya dilakukan sepanjang waktu, bukan? Saya tunggu kelanjutan program itu. Jika SuperIndo berteguh hati untuk tidak melanjutkan program 'hijau' ini, mungkin ada supermarket lain yang mau mengadaptasi ide ini? 'Mencontek' ide yang baik, tidak buruk, bukan? ;)

Sabtu, 24 April 2010

Langkah Hijau

Biasakan mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan dalam keadaan kosong.

Jumat, 23 April 2010

Earth Day

Salah satu komunitas peduli bumi yang kuikuti, Care2, masih selalu rajin mengirimiku berbagai newsletter yang berisi berbagai info penting dan menarik, termasuk berbagai cara mencintai bumi. Mulai dari a-b-c langkah-langkah praktis untuk menyelamatkan bumi, ataupun kiat-kiat efektif mendaur-ulang berbagai benda, hingga kuiz yang ringan dan lucu tapi berhadiah menarik.
Yang terbaru adalah lomba menulis haiku untuk memperingati hari bumi yang ditetapkan tanggal 22 April ini. Menarik. Karena dari satu lomba, bisa dapat beberapa hal sekaligus. Kita jadi cari tahu lagi, apa itu haiku. Jadi nambah ilmu kan? Kita belajar bahasa lagi, menyusun kata dan diksi. Buatku sendiri, aku jadi belajar bahasa Inggris lagi (soalnya lombanya bikin haiku berbahasa Inggris). Yang lainnya lagi, harus berkutat menyusun haiku tentang hari bumi. Bikin kita makin cinta alam ini. Selamat hari bumi.

Langkah Hijau

Cintai bumi, seperti kau cintai dirimu sendiri.

Rabu, 21 April 2010

Bunga Kaktus

masih merekah kelopak bungamu,
meninggalkan keindahan sisa semalam
kau beri keindahan sejati
samar tercium aroma wangi
segar… segar sekali
kaktus berduri
engkau mekar di malam hari
bungamu indah tiada terperi
nikmat Tuhan yang mana yang dapat kudustakan?
diberi-Nya aku
mata sempurna tuk nikmati ciptaan ilahi
penciuman yang peka terhadap aroma
kulit yang perasa, usap lembut sang bunga
mendengar hening suara pagi
aku tak bisa berkata-kata lagi

Langkah Hijau

Siramlah bunga pada pagi atau sore hari.

Senin, 19 April 2010

Lomba Pantun My Clean Reef


Sebuah link dari situs yang kubuka membawaku ke Mycleanreef.org. Sebuah informasi lomba terpampang di sana. Lomba mengarang pantun yang bertema kebersihan kawasan pesisir dan pelestarian lingkungan laut.
Sebuah cara sederhana namun menarik untuk menggugah orang-orang agar lebih peduli pada lingkungan, terutama lingkungan laut dan sekitarnya. Bagaimana tidak menarik, para pecinta bahasa, penyuka budaya, dan pemerhati lingkungan, semua bisa ikut serta. Pola pantun yang berrima tentu akan disukai banyak kalangan untuk kemudian mencermati isi pesan yang disampaikan. Aku, tentu ingin ikut serta.
Persyaratannya, bisa dilihat di sini: http://www.mycleanreef.org Ingat-ingat, deadlinenya tanggal 23 April ini. Tapi tak ada deadline untuk menunjukkan kecintaan kepada lingkungan. Itu bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, sepanjang usia. Ayo, lestarikan lingkungan laut kita!!!

Selasa, 13 April 2010

Sabtu, 10 April 2010

Irama Musaceae

di bawah teduh daun lebarmu
berbaris rapi cantik bungamu
jingga kemerahan dan kuning
semburat hijau di lentik jarimu
sungguh jelita kulihat dikau
Musaceae berirama memukau
di bawah limpahan nikmat Sang Pencipta
berkerancang umat manusia
bagaikan buih di lautan
ribuan jumlahnya tapi tak berdaya
bukankah kita umat yang satu
seharusnya berpadu
berbaris rapi tunjukkan diri
bagai bangunan yang kokoh berdiri
adalah makhluk ciptaan Ilahi
tak selayaknya sendiri

Langkah Hijau

Hindari membawa troli saat masuk ke area supermarket. Sebaliknya, bawalah keranjang saat Anda berbelanja.

Jumat, 09 April 2010

Belanja Sedikit Saja

Hari Minggu, hari terakhir libur sebelum masuk sekolah lagi hari Seninnya. Aku pergi ke Bandung Super Mall. Jarang-jarang aku berkunjung ke salah satu mal besar di Bandung ini. Mampir di Giant Supermarket, aku berputar-putar mencari benda yang akan (dan ingin) kubeli.
Kesalahan fatal: aku tidak membawa daftar belanja. Yang ada di benakku untuk kubeli sebetulnya hanya 3 item saya, yaitu susu bubuk, roti, dan shampoo. Tapi gara-gara tidak membawa daftar belanja, dikombinasikan dengan lokasi penataan barang yang tidak familiar buatku, maka aku berputar-putar di supermarket yang cukup besar itu, dan tentu saja sesekali berhenti di suatu tempat untuk menakar suatu benda... apakah akan kubeli...? Atau kutinggalkan di rak begitu saja? Ke-sa-lah-an fa-tal.
Tentu saja pengelola supermarket telah mengatur penataan segala benda sedemikian rupa sehingga kebutuhan sehari-hari relatif berada di bagian belakang. Dengan begitu, shopper yang kurang cerdas (seperti aku pada hari ini. hiks) akan bisa dipersuasi secara tidak langsung, dan membeli apa-apa yang sebetulnya kurang mereka perlukan. Aku membeli coklat, nting-nting kacang (atas nama nostalgia), dan... apa lagi? Tapi cukuplah.
Aku tidak memenuhi keranjang belanjaanku, karena kutahu kantong belanja yang kubawa tidak cukup besar untuk menampung terlalu banyak benda.
Di depan kasir aku mengantri dan meminta asisten kasir untuk memasukkan barang-barangku ke dalam kantong belanja yang kubawa. Dia memerlukan diri untuk bertanya, "Dimasukkan ke kantong ini, bu?" tanyanya lagi. Aku mengiyakan sambil masih mengamati kasir menghitung belanjaan. Dia berkomentar, "Iya. Mengurangi sampah plastik. Global warming, tahu?" Ah... mas kasih rupanya tahu juga.
Ya, aku senang membawa kantong belanja sendiri. Dengan begitu, akan membantu aku sendiri untuk mengontrol belanjaanku agar tetap dalam batas yang sewajarnya. Aku tentu memperhitungkan kapasitas kantong belanja yang kubawa. Jika ukurannya tidak terlalu besar, tentu saja aku tidak akan berbelanja terlalu banyak. Sebuah artikel yang kubaca di sebuah majalah wanita menyarankan untuk membawa keranjang belanja ke area supermarket dan tidak menyarankan untuk membawa troli atau kereta dorong (apalagi yang ukuran jumbo). Keranjang belanja akan jadi indikator banyaknya barang belanjaan kita. Jika barang dalam keranjang belanja sudah sukup banyak dan terasa berat, kita tentu akan menahan diri untuk memasukkan barang lebih banyak lagi, dan cenderung segera mengakhiri sesi belanja untuk kemudian membawanya ke depan kasir. Sedangkan troli, sebanyak apapun barang yang kita masukkan ke dalamnya, bebannya tidak akan terlalu terasa, sehingga kita cenderung untuk berbelanja lebih banyak saat kita membawa troli. Apakah memang perlu belanja sedemikian banyak, rasanya sudah saatnya kita belanja seperlunya. Bahkan kalau perlu, berbelanjalah sedikit saja ;)

Minggu, 04 April 2010

Langkah Hijau

Yuk, biasakan membawa kantung belanja sendiri saat ke pasar, mini market hingga supermarket.

Sabtu, 03 April 2010

Paphiopedilum madela

tegak menjulang
bunga tunggal mencuat sendiri
tak hendak sombong dan berbesar hati
dia hanya ingin mandiri

Senin, 29 Maret 2010

Langkah Hijau

Tidak membuang sampah ke parit, kali dan sungai, karena semuanya akan berakhir di laut.

Bandung Masih Banjir

Ilustrasi dari majalah Bobo.
Hingga akhir Maret ini, hujan masih kerap turun membasahi langit Bandung, membuat sungai tak kuat lagi menahan curahnya, dan meluapkan air ke jalan dan perumahan. Warga terpaksa mengungsi atau bertahan di lantai dua rumah mereka yang tak terjangkau air. Aku termasuk salah satu yang terpaksa mengungsi.
Rumahku sebetulnya tidak terjamah banjir, alhamdulillah, tapi kuputuskan untuk mengungsi karena resiko terhambatnya perjalanan sehari-hari ke tempat kerja gara-gara antrian panjang yang disebabkan oleh beralihnya arus kendaraan ke lajur yang biasa kupergunakan. Ditambah dengan ketidakpatuhan serta kekeraskepalaan banyak pengguna jalan, bukan cuma antrian panjang yang akan kutemui di pagi hari, tapi ancaman macet total yang akan berlanjut hingga menjelang siang. Untuk menghindarinya, aku mengungsi ke rumah kakak yang berlokasi lebih dekat ke gerbang tol Buah Batu, tempatku biasa masuk dan keluar menuju tempat kerja sehari-hari.
Sekarang ini, setiap kali awan mendung mulai menggantung, hatiku mulai was-was. Akankah hujan mengundang sungai untuk bertandang ke jalan dan rumah-rumah, atau melimpahkan rahmat berlimpah bagi semesta. Allaahumma shayyiban naafi'an. Ya Allah... semoga hujan ini bermanfaat.
Berkaca dari itu, kita harus introspeksi diri lagi. Sudahkah perilaku kita mengundang rahmat Allah? Sudahkan kita bijak terhadap alam, hingga Allah pun akan bijak terhadap kita? Sudahkah kita sayang pada sesama, hingga Allah pun akan sayang kepada kita? Sudahkah kita bersyukur atas segala nikmat-Nya, hingga kelak ditambahnya nikmat itu atas kita? Sudahkah kita bersabar atas segala apa yang kita anggap musibah, duka dan luka, agar banyak kita menyebut nama-Nya, sehingga Dia suka? Mungkin kita masih banyak salah dan dosa, kurang sabar dan syukur atas segala nikmat-Nya. Kini saatnya untuk melihat lagi ke dalam diri, memperbaiki kelakuan yang tak sepatutnya. Membuang sifat buruk dan memperbanyak perbuatan baik. Berharap semoga bumi ini pun, akan semakin baik jadinya. Amiin.

Kamis, 18 Maret 2010

Langkah Hijau

Bersihkan jalan dari sampah. Yuk, kita buang sampah pada tempatnya.

Minggu, 14 Maret 2010

Banjir Bandung

Beberapa waktu lalu, aku pulang sangat terlambat dari sekolah "gara-gara" bergabung dengan rombongan guru-guru kelas 3 SMP yang mendampingi siswa bermalam di sekolah. Aku pulang diantar hujan yang masih setia sejak sore harinya.
Aku nekat keluar gerbang tol Toha, dengan optimisme bahwa jalanan sudah lengang. Tapi yang terjadi ternyata di luar dugaan. Aku dihadang banjir di 3 area. Yang pertama, genangan air yang lebih tinggi dari mata kaki orang dewasa berhasil kulalui dengan Katana hijauku. Sebuah kendaraan di depanku sudah memutar haluan lebih dulu. Mungkin malas atau gentar untuk melaju di atas air.
Yang kedua, area Palasari. Ini pun mulus kulewati. Yang ketiga, wah... yang ini kelihatannya banjir "jumbo" nih. Mobil di depanku, sebuah sedan biru, pengemudinya terlihat ragu. Akhirnya dia memutuskan untuk berputar balik, menghindari jalanan yang tak terlihat digenangi air cokelat. Lagi-lagi aku nekat. Kuikuti mobil di depanku, sebuah L-300, dengan jantung dagdigdug. Berharap semoga tak perlu berhenti di tengah genangan air yang ternyata makin tinggi... mencapai lutut orang dewasa, kulihat dari seorang pejalan kaki yang menggulung celana panjangnya tapi masih basah juga akhirnya.
Alhamdulillah... genangan air itu akhirnya terlewati juga, hingga sampai aku ke rumah.
Pagi berikutnya, sebelum berangkat ke tempat kerja, ragu menghampiriku. Penasaran juga, karena ingin tahu, apakah banjir sudah surut. Ternyata eh ternyata, area yang kemarin kulewati tanpa genangan air, pagi ini sudah berubah. Orang-orang banyak di luar rumah, polisi mengatur arus lalu lintas, memastikan tidak ada kendaraan yang melaju cepat agar tak menghasilkan gelombang atau bahkan percikan air.
Selepas itu, masih bisa kulihat dengan jelas beberapa kantong plastik pembungkus sampah 'terdampar' di pinggir jalan, pertanda bahwa masih banyak orang yang membuang sampah ke sungai. Membuatku marah saja. Bagaimana tidak? Inilah gara-gara budaya buruk masyarakat yang membuang sampah ke sungai seenaknya. Ketika kemarau terlihat aman-aman saja. Tapi saat musim hujan seperti sekarang, sampah yang terbawa aliran air bisa jadi sumbatan di mana-mana dan akhirnya malah tumpah ruah ke pemukiman. Bukankah yang rugi adalah kita-kita juga?
Mari kita benahi lagi diri kita, mentertibkan diri membuang sampah pada tempatnya. Klise kedengarannya, tapi manfaatnya akan terasa kemudian. Ayo, mulai dari yang kecil dulu. Biasakan buang sampah pada tempatnya. Bisa kan...?

Sabtu, 13 Maret 2010

Asa Bunga

Ingin kembali segarkan dunia
dengan senyum dan canda tawa
Ingin kembali segarkan dunia
dengan musik, rupa dan warna
Ingin kembali segarkan dunia,
dengan rumput, pohonan dan bunga
Untuk itulah Asa Bunga dicipta
Membawa segar dan rona,
agar masuk kembali ke rongga dada
Hijaukan alam warnai semesta
Hingga bumi kembali nyaman
untuk dihuni