Sebuah pemandangan ironis kutemui hari Sabtu lalu. Dalam perjalanan menuju pusat kota Bandung, terlihat sebuah truk Pertamina pengangkut elpiji berada di antrian depan mobil yang kukemudikan. Beberapa kali pengemudinya mencoba menyalip Katana kecilku, maka kuperhatikan pula ulah pengemudi dan pendampingnya. Hey hey… dia merokok!!! Yang benar saja. Penumpang tangki gas elpiji, merokok??? Padahal di badan tangki jumbo itu tertulis dengan jelas sebuah peringatan, “Dilarang Merokok”.
Kurang ironis apa lagi, setelah dia rasa cukup, puntung rokok itu dia buang begitu saja di jalan. Dobel polusi plus membahayakan diri sendiri dan orang lain. Polusi udara dengan rokoknya, mencemarkan lingkungan dengan ulahnya membuang sampah sembarangan, dan membahayakan diri dan orang lain dengan ulah sembrononya merokok di dalam kabin truk pembawa elpiji. Dia pikir, jarak yang relatif jauh dari tangki utama, ditambah dengan sistem keamanan tangki elpiji pertamina yang sedemikian rupa membuatnya merasa aman merokok di bagian kabin depan truk itu. Tapi sungguh… sungguh ironis perilaku seperti itu.
Apa yang bisa kulakukan untuk mengingatkannya, ketika jarak antara kendaraan kami semakin jauh? Tulisan ini kubuat untuk mengingatkan kita semua. Pengemudi truk Pertamina itu mungkin tidak akan membaca posting-an ini, tapi rekan-rekan blogger yang lain, setelah membaca posting-an ini mungkin akan bisa menjadikan tulisan ini sebagai peringatan dini, untuk pasang mata dan telinga, sehingga bisa mengingatkan orang lain agar bisa bertindak semakin bijak.
Apa yang bisa kulakukan untuk mengingatkannya, ketika jarak antara kendaraan kami semakin jauh? Tulisan ini kubuat untuk mengingatkan kita semua. Pengemudi truk Pertamina itu mungkin tidak akan membaca posting-an ini, tapi rekan-rekan blogger yang lain, setelah membaca posting-an ini mungkin akan bisa menjadikan tulisan ini sebagai peringatan dini, untuk pasang mata dan telinga, sehingga bisa mengingatkan orang lain agar bisa bertindak semakin bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar