Jumat, 09 April 2010

Belanja Sedikit Saja

Hari Minggu, hari terakhir libur sebelum masuk sekolah lagi hari Seninnya. Aku pergi ke Bandung Super Mall. Jarang-jarang aku berkunjung ke salah satu mal besar di Bandung ini. Mampir di Giant Supermarket, aku berputar-putar mencari benda yang akan (dan ingin) kubeli.
Kesalahan fatal: aku tidak membawa daftar belanja. Yang ada di benakku untuk kubeli sebetulnya hanya 3 item saya, yaitu susu bubuk, roti, dan shampoo. Tapi gara-gara tidak membawa daftar belanja, dikombinasikan dengan lokasi penataan barang yang tidak familiar buatku, maka aku berputar-putar di supermarket yang cukup besar itu, dan tentu saja sesekali berhenti di suatu tempat untuk menakar suatu benda... apakah akan kubeli...? Atau kutinggalkan di rak begitu saja? Ke-sa-lah-an fa-tal.
Tentu saja pengelola supermarket telah mengatur penataan segala benda sedemikian rupa sehingga kebutuhan sehari-hari relatif berada di bagian belakang. Dengan begitu, shopper yang kurang cerdas (seperti aku pada hari ini. hiks) akan bisa dipersuasi secara tidak langsung, dan membeli apa-apa yang sebetulnya kurang mereka perlukan. Aku membeli coklat, nting-nting kacang (atas nama nostalgia), dan... apa lagi? Tapi cukuplah.
Aku tidak memenuhi keranjang belanjaanku, karena kutahu kantong belanja yang kubawa tidak cukup besar untuk menampung terlalu banyak benda.
Di depan kasir aku mengantri dan meminta asisten kasir untuk memasukkan barang-barangku ke dalam kantong belanja yang kubawa. Dia memerlukan diri untuk bertanya, "Dimasukkan ke kantong ini, bu?" tanyanya lagi. Aku mengiyakan sambil masih mengamati kasir menghitung belanjaan. Dia berkomentar, "Iya. Mengurangi sampah plastik. Global warming, tahu?" Ah... mas kasih rupanya tahu juga.
Ya, aku senang membawa kantong belanja sendiri. Dengan begitu, akan membantu aku sendiri untuk mengontrol belanjaanku agar tetap dalam batas yang sewajarnya. Aku tentu memperhitungkan kapasitas kantong belanja yang kubawa. Jika ukurannya tidak terlalu besar, tentu saja aku tidak akan berbelanja terlalu banyak. Sebuah artikel yang kubaca di sebuah majalah wanita menyarankan untuk membawa keranjang belanja ke area supermarket dan tidak menyarankan untuk membawa troli atau kereta dorong (apalagi yang ukuran jumbo). Keranjang belanja akan jadi indikator banyaknya barang belanjaan kita. Jika barang dalam keranjang belanja sudah sukup banyak dan terasa berat, kita tentu akan menahan diri untuk memasukkan barang lebih banyak lagi, dan cenderung segera mengakhiri sesi belanja untuk kemudian membawanya ke depan kasir. Sedangkan troli, sebanyak apapun barang yang kita masukkan ke dalamnya, bebannya tidak akan terlalu terasa, sehingga kita cenderung untuk berbelanja lebih banyak saat kita membawa troli. Apakah memang perlu belanja sedemikian banyak, rasanya sudah saatnya kita belanja seperlunya. Bahkan kalau perlu, berbelanjalah sedikit saja ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar